Sewaktu SMA, ekstrakurikuler yang tidak terlihat keren dimataku ada beberapa, yaitu PKS (bukan nama partai, tapi ini singkatan dari Patroli Keamanan Sekolah, keuntungan ekskul ini hanya gak perlu ikut upacara pada hari senin, karena jagain pintu gerbang sekolah biar siswa yang datangnya telat tidak bisa masuk), Pramuka, PA (Pecinta Alam). dan PMR (Palang Merah Remaja). Untuk nama ekskul yang kutulis terakhir, aku menganggapnya sebagai ekskul yang keren sekarang.

Tepatnya ditahun 2013, aku ditunjuk untuk menjadi petugas P3K di lantai tempatku bekerja, panggilan keren-ku adalah petugas first aider. Tugasnya adalah memberikan pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan dilingkungan kerja. Untuk itu aku mendapatkan beberapa kali pelatihan agar setidaknya bisa membedakan mana yang betadine dan mana yang obat tetes mata. Selama mengikuti pelatihan, aku merasakan mendapatkan banyak ilmu baru yang bermanfaat untuk dipraktikkan sehari-hari. Contoh kecil saja, aku sudah jarang sekali membungkukkan badan, bahkan hanya untuk sekedar mengambil pulpen yang terjatuh, karena tidak baik untuk tulang punggung.

Tanggal 1 Februari 2016, diadakan lomba first aid dan aku tentu saja mewakili lantai 9 tempat aku bertugas. Total terdapat 18 peserta, dimana masing-masing tim peserta diwakili oleh 3-4 orang, aku sendiri ditemani oleh Farid dan Yudi untuk mewakili divisi subsurface dalam lomba ini. Aku suka lomba, karena atmosfirnya membuat adrenalin-ku bergejolak. Lomba akan melatih jiwa sportivitas, menumbuhkan kepercayaan diri jika menang, dan sebaliknya kita juga akan belajar menerima kekalahan.

Lomba diawali oleh babak penyisihan dengan sistem cerdas cermat/ cepat tepat, juri akan membacakan soal-soal teori dan peserta adu cepat untuk memberikan jawaban. Alhamdulillah dengan prinsip selalu menunjuk tangan meski tidak tahu jawabannya, tim-ku terpilih menjadi 2 tim terbaik yang akan maju ke babak final.

Babak final dilangsungkan pada tanggal 5 Februari 2016, diikuti oleh 6 tim finalis. Masing-masing tim akan diberikan simulasi kasus untuk diselesaikan, dan sialnya tim-ku mendapatkan giliran pertama. Soal yang diberikan kepada tim kami adalah “ketika kalian sedang lewat pantry, kamu melihat seorang pria yang panik sambil menunjuk lehernya, lalu tiba-tiba pingsan, jatuh dengan kepala membentur meja”

untuk simulasi soal tersebut, telah terbaring seorang korban diatas panggung, disediakan pula tas P3K untuk menolong korban tersebut. Sebagai ketua tim, aku langsung meminta yudi untuk memanggil bala bantuan terlebih dahulu, lalu bersama dengan Farid, aku memeriksa kondisi lingkungan sekitar sesuai dengan prinsip pertolongan pertama, yaitu DRABC (Danger, Response, Airway, Breathing, Compression). Setelah memeriksa kondisi lingkungan aman, maka kami memanggil korban, setelah itu menepuk-nepuk badan korban untuk  mendapatkan responnya, akan tetapi korban tetap tidak sadar. Kemungkinan korban tersedak makanan, mengingat  ia sedang berada di pantry dan sebelum pingsan ia terlihat panik sambil menunjuk leher. Aku langsung memeriksa jalan nafasnya (airway) dengan metode head tilt chin lift, dan benar tidak ada nafas dan nadi sangat lemah, untuk itu aku segera membebaskan jalan nafasnya, dengan memberikan tekanan pada area sekitar ulu hati korban, setelah dilakukan beberapa kali, terlihat ada bakso yang tersangkut di tenggorokannya, kemudian aku menariknya dengan tangan.

Nadi korban masih sangat lemah, aku memberikan CPR (semacam nafas buatan) dibantu oleh Farid, sedangkan Yudi menangani luka di kepala korban yang terus mengalir, ia memberikan teknik pembalutan kepala agar pendarahan berhenti. setelah CPR dilakukan 2 putaran, akhirnya si korban tersadar, lalu kami memberikan recovery position, dan diakhiri dengan teknik evakuasi karena ambulance sudah datang.

Total kami menghabiskan waktu 20 menit untuk pertolongan tersebut, dan atas kinerja yang kami berikan, juri memberikan nilai yang cukup baik dan tim-ku dinobatkan sebagai juara ke-3 pada perlombangan first aid tahun ini.

Picture1

salam,

yang sedang belajar jadi First Aider

Leave a comment