Vel, Kamu tau gak ini hari apa?

Hari kamis jawabku

Kita memperingati hari apa?

Tepat 82 tahun yang lalu pemuda Indonesia bersumpah bertumpah darah satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia, merupakan momentum awal lahirnya bangsa Indonesia. Tahun 1945, para pemuda menculik Soekarno untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, sehingga Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945. Tahun 1966, pemuda bernama D.N. Aidit beserta koloninya yang tergabung dalam PKI berhasil menjatuhkan presiden Soekarno, begitupun pada tahun 1998, pemuda yang dikomandoi oleh mahasiswa seluruh Indonesia berhasil menggulingkan Soeharto dari singgasananya.

Sejarah mencatat bagaimana pemuda Indonesia menjadi penggerak terjadinya perubahan di negeri ini, negeri yang memiliki 17.504 pulau, negeri dengan luas 7,4 juta km2, negeri dengan jumlah penduduk lebih dari 220 juta jiwa, negeri yang memiliki kekayaan uranium yang dapat menerangi seluruh dunia, negeri yang memiliki 40% cadangan geothermal dunia, negeri yang hutannya merupakan paru-paru dunia, negeri yang sangat kaya akan sumber daya alam sehingga tidak sanggup aku untuk menuliskannya.

Ironi memang melihat kondisi negeriku ini, Enam perusahaan migas yang beroperasi di Indonesia tercatat sebagai 10 perusahaan dengan pendapatan terbesar versi Forbes 500 (pendapatan Exxon tahun 2007 US$ 452 Milyar atau Rp 5.240 Trilyun). perusahaan-perusahaan asing tersebut kaya raya sementara rakyat Indonesia miskin.

Dalam ilmu geologi, James Hutton mengemukakan teori uniformitarianisme,  The present is the key to the past, apa yang terjadi sekarang adalah sama dengan yang terjadi dimasa lalu, jikalau teori ini hanya diperuntukkan kepada sifat alam, maka pantaskah aku berharap bahwa teori ini bisa berlaku untuk sejarah negeri ini?? Jikalau negeri ini sekarang sedang berada pada jalur menuju pintu kehancuran, dijajah dari berbagai penjuru (ekonomi, politik, budaya, media),  maka seharusnya akan muncul kembali pemuda Indonesia yang akan menyelamatkan Indonesia dari kehancurannya, memindahkan Indonesia menuju jalur kejayaan, mengawal reformasi yang telah diperjuangkan pemuda terdahulu, mengembalikan Indonesia menjadi macan Asia, dan pusat peradaban dunia (Atlantis).

Namun kembali aku bertanya, Dimana pemuda Indonesia sekarang bersembunyi? Dan di POSISI mana pula aku sedang berdiri?

teringat kembali artikel yang pernah ku baca :

Ketika aku masih muda, Aku bermimpi ingin merubah dunia. Seiring dengan bertambahnya usia, kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah

Maka cita – cita itu pun agak kupersempit untuk mengubah negeriku, namun nampaknya, hasrat itu pun tiada hasilnya.

Ketika usiaku makin senja, dengan semangatku yang masih tersisa. Kuputuskan untuk merubah keluargaku, Tapi celakanya, merekapun tidak mau diubah!

Dan kini, Sementara aku berbaring saat ajal menjelang tiba – tiba kusadari:

“Andaikan yang pertama – tama kuubah adalah diriku,

Maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan, mungkin aku bisa mengubah keluargaku.

Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka, bisa jadi aku pun mampu memperbaiki negeriku;

Kemudian siapa tahu, aku bahkan bisa mengubah dunia


Hmmm.. bukan saatnya aku untuk mengeluh, bukan saatnya aku untuk menunggu, bukan saatnya aku menyalahkan orang lain, menghujat orang lain yang (mungkin) sudah bekerja mati-matian kemajuan untuk negeri ini. Jika ingin menuntut perubahan Indonesia, maka aku harus mengubah diriku terlebih dahulu, aku ingin sekali walaupun hanya sedikiiit saja bisa memberikan kontribusiku untuk negeri ini.

Aku kagum kepada sosok Boedi Oetomo dalam usia 20 tahun sudah membuat perubahan untuk negeri ini, mendirikan organisasi modern pertama di Indonesia.

Aku kagum kepada sosok Anies Baswedan yang  dalam usia 38 tahun menjadi rektor di Universitas Paramadina, satu dari 20 tokoh yang membawa perubahan dunia untuk 20 tahun mendatang versi majalah Foresight, yang dengan “Indonesia Mengajar”-nya, tanpa menuntut apapun dan kepada siapapun, ia tetap bergerak dengan apa yang bisa ia lakukan, menginspirasi banyak orang

Aku kagum kepada guruku Andang Bachtiar, beliau telah membuka mataku bahwa geologi bukanlah perkara uang, tapi perkara ilmu pengetahuan, belajar geologi bukanlah untuk mendapatkan uang yang banyak, akan tetapi untuk memberikan manfaat yang banyak kepada banyak orang.

Mengutip tulisan yang dituliskan adikku eko suko

Abah (Aldila F. Romadhon) mengatakan kepada juniornya yang baru mengenal singkapan intrusi dilapangan, berkata bahwa prospek pengelolaan intrusi ini bisa mencapai 300%. si Juniors hanya berkata ‘WWaaau’ dengan mata yang menghijau lembayung -jika dilihat dari lup-. Mereka yang masih usia dini sudah tahu betapa pentinganya materi, tapi adakah yang mau berpikir tentang berilah makan pengemis perempat jalan dan jangan dihitung prospeknya. dan akankah bekata ‘wwaauuu’ atau justru menghindar dari kenyataan. kenyataan yang mengatakan bahwa materi telah menutup hidung kita dari aroma pinggiran.,

sebuah sentilan hebat, karena akupun pernah berpikir demikian, kuliah yang pinter, kerja di perusahaan minyak, bahkan di timur tengah, kaya raya dan bahagia, dan hal itu sama sekali tidak salah 🙂

Aku kagum dengan teman-temanku, para pemuda yang tetap optimis bahwa Indonesia akan segera bangkit kembali, mereka melakukan hal-hal kecil yang dapat berimbas besar, menebarkan semangat optimisme di kalangan pemuda di seluruh Indonesia dengan cara mereka masing-masing.

aku yakin para pemuda generasi ke-5 itu tidak sedang bersembunyi, mereka tidak diam, mereka sedang bergerak, perlahan tetapi pasti.

-5 menit kemudian, sambil tersenyum, dan kemudian membalas sms tersebut-

Ya, sekarang adalah hari Kamis, 28 Oktober 2010, hari peringatan Sumpah Pemuda. 🙂

7 thoughts on “GEOLOGI dan Hari Sumpah Pemuda

  1. Hi Avel,

    Buat bagi hasil perusahaan migas, ga kebalik ya? Seharusnya Indonesia mendapatkan sekitar 80 – 85 % dan oil company/operator dapat 15%. Mungkin saya salah juga, tapi itu sejauh ini yang sya tahu.

    Cheers,

    ode

  2. Hi kang ode,

    makasih banyak untuk revisinya, setelah saya browsing kembali ternyata emang bener apa yg kang ode bilang.
    tapi, sebenarnya info yg saya tulis diatas bukan diperuntukkan pada sistem bagi hasil migas, tapi bagi hasil pertambangan.
    dan berhubung saya lupa link sumbernya, supaya tidak memberikan berita yg salah, maka statement tadi saya hapus saja.

    sukses kuliahnya kang 😀

  3. setuju mas…
    terkadang kita sebagai pemuda Indonesia, merasa sudah cukup atas apa yang kita dapatkan dan perjuangkan,,padahal perjuangan kita belum seberapa jika diabdingkan dng pemuda di era kemerdekaan dulu,,,
    pemuda sekarang krisis akan motifasi dan bimbingan moral mas,,,

  4. Kalau bung Karno pernah bilang
    Berikan aku 1000 orang tua maka akan kupindahkan gunung semeru
    dan berikan aku 10 Pemuda yang mencintai bangsa Indonesia maka akan kuguncang dunia
    Nah kalau gue suruh ngomong gituu pengen bilang kayak gini gan
    ” Berikan aku 10 GEOLOGIST berhati nurani Nasionalisme Tinggi maka akan kubuat dunia tercengang akan kekayaan GEOLOGI kita tanpa harus menjualnya ke Asing ” tapi sekali lagi kayaknya itu baru perandaian ha ha ha ha ha

    http://syawal88.wordpress.com/2010/10/27/indonesiaku-bukan-negeri-bencana-tapi-negeri-yang-unik/

  5. Bagus tulisannya. Untuk merubah bangsa ini seyogianyalah mulai berpikir: masa lalu dan sekarang adalah konci untuk masa depan.

    Wassalam,

Leave a comment