Mengamati apa yang telah terjadi selama 4 tahun belakangan ini, saya menemukan fakta bahwa semakin banyaknya mahasiswa/i asal Bengkulu yang datang ke semarang untuk kuliah, menimba ilmu, merantau sejauh +800 km dari tanah kelahiran mereka, dengan berbagai mimpi, harapan, dan cita-cita, yang dibungkus dengan semangat kepemudaan untuk menjadikan diri lebih baik. Sudah menjadi panggilan darah melayu memang, ketika sudah dewasa kita akan merantau ke tempat nun jauh, dengan harapan kita bisa menempa diri menjadi manusia yang kuat, seperti yang pernah dikatakan oleh imam syafi’i Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang. Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan. Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang

Mungkin apa yang dulu saya alami, pernah juga kawan-kawan rasakan, ketika pertama kali menginjakkan kaki di kota atlas ini kita harus menerima suatu kenyataan, yaitu kenyataan bahwa kampung halaman kita tersebut belum banyak dikenal orang, bahkan tidak sedikit orang yang mengatakan bahwa Bengkulu itu terletak di Pulau Sulawesi ataupun Kalimantan. Apa yang salah dengan Bengkulu? apakah kita harus mengirimkan surat kepada Departemen Pendidikan agar membuat kurikulum yang mengatur siswa untuk hapal letak kota-kota di Indonesia, khususnya Bengkulu? kita tidak perlu melakukan hal tersebut, kita akan menggaungkan kembali kota Bengkulu dengan cara kita, kita ingatkan kembali mereka akan kota kelahiran Ibu Negara pertama republik ini.

Berawal dari kesedihan dan kemarahan melihat perkembangan kota Bengkulu, tidak ada perubahan sama sekali setelah 4 tahun saya tinggalkan, kota ini semakin terkenal dengan tingkat korupsi, kolusi, dan nepotisme yang semakin parah, dimana warganya berlomba-lomba menjual sawah dan ladang mereka hanya untuk menjadikan anak anak mereka sebagai abdi negara (PNS.red). Kota yang seharusnya dapat mendatangkan pundi-pundi uang dari sektor pariwisata, kota yang seharusnya memiliki kekayaan yang bersumber dari alam, tidak kah kalian ingat bahwa emas di puncak monumen nasional itu berasal dari tanah rejang lebong?

Bere secupak, ikan sejerek, madaaar

Kalimat diatas merupakan filosofi hidup masyarakat Bengkulu kebanyakan, yang artinya lebih kurang “cukuplah beras segenggam, seikat ikan, santaaai”, semboyan itu yang menghambat kemajuan dari masyarakat  Bengkulu. Padahal, saya berani jamin 1000% bahwa BENGKULU MEMILIKI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) YANG SANGAT BAIK. Baru-baru ini saya dapat kabar bahwa kakak kelas saya sewaktu SMA dulu, yang kemudian melanjutkan kuliah di fisika UI, mendapatkan beasiswa S2 ke Amerika, dan dia dikenal sebagai makhluk jenius di jurusan fisika UI. Jika kita terbang ke IPB, maka kita akan mengetahui bahwa salah satu dari mahasiswanya terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi Nasional 2007, dan mahasiswa itu berasal dari Bengkulu. Jika kita melirik ke Semarang, tidak sedikit mahasiswa asal Bengkulu yang menjadi pemimpin di lingkungan kampus mereka, ada yang menjadi menteri di BEM, ada yang menjadi Ketua Himpunan, memiliki banyak prestasi yang gemilang, sehingga potensi ini jangan sampai kita sia-siakan, Bengkulu tidak boleh kehilangan SDM-SDM yang berkualitas tersebut.

Saya yakin dan percaya bahwa kawan-kawan sekalian punya banyak mimpi untuk Bengkulu, untuk itu saya mengajak kawan-kawan sekalian untuk kembali berkumpul, menyatukan mimpi-mimpi kita, menciptakan sebuah wadah yang dapat menampung ide dan pemikiran brilian dari para pemuda/i pilihan Bengkulu. Bengkulu sangat membutuhkan ahli sipil dan arsitek untuk pembangunan fisiknya, membutuhkan ahli kelautan untuk mengelola kekayaan lautnya, ahli kebumian untuk mengelola sumber daya alamnya, dan sebagainya. Mari kita berkumpul, kita berdiskusi, bersilaturahmi, mengikat kembali tali persaudaraan putra/i bumi raflesia yang selama ini tidak pernah diikat menjadi satu kesatuan. satu batang lidi tidak akan memberikan banyak perubahan, akan tetapi jika kumpulan lidi diikat menjadi satu kesatuan, maka ia bisa membersihkan halaman…

 

Jika kami yang berada di Semarang ini mengikat kembali para pemuda-pemudi bumi Raflesia, menanamkan kecintaan akan tanah kelahiran mereka, menumbuhkan rasa kepedulian terhadap Bengkulu..

Jika hal ini juga dilakukan oleh Ikatan Mahasiswa Bengkulu di belahan bumi manapun, apakah itu di jogja, jakarta, bandung, jepang, singapura, amerika..

dan jika pemerintah kota Bengkulu mau untuk sedikit saja peduli, maka saya yakin dan percaya, bahwa Bengkulu dalam waktu beberapa tahun kedepan akan menjadi kota yang sangat maju, karena ikatan ini merupakan wadah yang akan menjadi sebuah investasi besar dalam mewujudkan BENGKULU KOTA SEMARAK!

Semarang, 17 November 2o10

Aveliansyah

Mahasiswa Teknik Geologi 2006

Universitas Diponegoro

4 thoughts on “sebuah IKATAN yang menyatukan BENGKULU

  1. subhanallah…
    artikel yang penuh semangat…
    kalo boleh saya tambahkan, Lihat jugalah ke UNAND,
    mahasiswa2 Bengkulu juga mengembangkan sayapnya sbg Ketua-Ketua LDF, Ketua-ketua HIMA, Petinggi2 BEM dll.

    Namun kita (mahasiswa2 asal bengkulu) menyadari bahwa perubahan yang menyeluruh untuk Bengkulu lebih baik, memang sangat sulit terealisasi dalam waktu yang singkat. saya (dan saya yakin penulis juga)percaya,bahwa cita-cita membangun Bengkulu tidak hanya ada pada generasi kita. jauh sebelum kita, generasi2 sebelum kt mungkin berpikir hal yang sama. tapi yang banyak terjadi adalah memilih untuk bekerja di luar bengkulu… tak banyak berbuat, karena tak ada yang bisa diharapkan di kota kita tercinta itu ketika KKN masih dibiarkan tumbuh subur…

    tapi menjadi BENGKULU yang MADANI bukan tidak mungkin…
    solusi yang paling jempolan menurut saya tetap saja bersumber dari sunnah Rasulullah… yakni, mari bentuk pribadi2 yang madani, keluarga2 yang madani, selanjutnya masyarakat yang madani, tercapailah PEMERINTAHAN yang MADANI… pemerintahan yang Jujur, Amanah, menentramkan rakyatnya…

    dan Kita semua selayaknya punya andil dalam mewujudkan Bengkulu “seperti yang kita impikan” ini.

  2. kawan-kawan dari padang pun melaporkan ternyata mahasiswa bengkulu juga berprestasi disana, dan saya sangat yakin daerah lain pun juga begitu, sungguh suatu aset yang sangat berharga.

    betul kata yuyu, faktanya memang demikian, ketika anak rantau tersebut sukses di tempat orang maka mereka tidak akan mau pulang kembali ke bengkulu, tidak bisa disalahkan juga,karena memang mereka akan “mati” jika pulang kandang, mereka tidak akan bisa berkembang.

    butuh sebuah gebrakan dari pemimpin bengkulu untuk membuat para anak rantau nya tergiur untuk pulang kembali membangun kampung halaman, dan sepakat dengan yuyu bahwa ketika kita hanya menunggu datangnya gebrakan tersebut, maka hanya akan menjadi delusi. mari bentuk pribadi yg madani, mulailah dari diri sendiri, menginspirasi keluarga dan lingkungan sekitar, dengan support dari mereka maka kita bisa menginspirasi warga kota bengkulu lainnya.

    lack of leadership di Indonesia mengharuskan kita untuk mencetak pemimpin2 baru yang amanah, pemimpin yg dibutuhkan Indonesia sekarang bukan pemimpin yang pandai berorasi atau berpidato, kita membutuhkan pemimpin yang menginspirasi dan memberi teladan.

    anyway, nice comment yu ^^, thank u
    salam
    yang sedang belajar GEOLOGI

Leave a reply to griyatawang Cancel reply